Pada umumnya sejarah Bali kuno, sampai sekarang kurang dikenal, meskipun
sejarah Bali kuno sebenarnya telah di teliti oleh beberapa sarjana. keadaan
yang demikian ini disebabkan antara lain, karena banyak lontar-lontar dan
prasasti yang sampai sekarang masih disimpan dan dihormati. Penyelidikan
lontar-lontar dan prasasti di bali sering kali mengalami kesulitan karena adat.
krtinya’penduduk atau desa yang menyimpan tidak mengijinkan prasasti untuk
dibaca, orang lain, karena mereka percaya bahwa pembacaan itu akan
mengakibatkan malapetaka atau kematian. Sering kali terjadi, prasasti boleh
atau dapat dibaca setelah diadakan banten atau saji-sajian. Namun, hal ini
bukan suatu garansi bahwa sajiesajian tadi membebaskan segala hambatan.
Beberapa di antara lontar-lontar itu ada yang berupa kidung-kidung, bab, dan
lain-lain. Kidung-kidung ini dikarang karang oleh orang Bali pada masa
sesudah jaman Majapahit atau pada waktu berkembangnya kerajaan Gelgel
dan Klungkung. Di samping itu ada beberapa lontar seperti Kidung
Harsawijoyo, Kidung Ranggalawe, kidung Sunda Usana Jawa dan Bali.
Kebanyakan dari kitab-kitab tersebut isinya tentang keadaan raga-raja
Majapahit mulai tahun 1293. Pulau Bali sendiri tahun 1343M telah ditaklukkan
oleh N ajapahit.
Sejarah Bali kuno, antara a bad IX samapi abad. XIV, di dalam kidung -
kidung dan. usana-usana tersebut di atas tak pernah disinggung, kecuali
beberapa raja seperti UGRASENA dan JAYAPENGUS.
Penelithan sejarah Bali oleh para ahli guru mi”)aru dimulai tahun 1885 yang di
pelopori oleh DR. hh. Vkh DER TUUK dan DR. JL,BRANDES mereka umumnya
sarjana berke bangsaan Belanda..Usaha mereka ini kemudian dilanjutkan oleh
para ahli seperti : DR. PV. VAN STEIN CALLLiiFBLS, DR. WF STUTTER
HEIN’, DR.R. GURIS. Kemudian setelah Indonesia merdeka penelitian
sejarah Bali dilakukan oleh para ahli bangsa Indo nesia seperti: Rtut
Ginarsa,’,irs. MAI Sukarta K, Atmadjo. Meskipun penelitian telah dimulai
tahun 1885, tidak berarti penelitian cuaah sempu.rna atau selesai bahkan
sebaliknya.
Berita yang tertua dari bangsa asing yang menyambut pulau Bali berasal dari
berita Cina. Yakni dari dinasti Tang (618-908 M) antara lain menyebutkan
bahwa Holing ter ‘letak di kepulauan di lautan sebelaah selatan. Di timurnya
terletak PO-LI dan disebelah baratnya T0-PO-TEN G, di sebelah utara Chen-
la (Kamboja) . P. PELLLIOT mengidentifikasikan P0-li dengan Bali.
Selanjutnya menyebutkan.pula tentang negeri Dwa-pa tan letaknya di selatan
hamboja, jauhnya dua bulan berlayar. Negeri itu letaknya di sebelah timur ho-
ling dan se belah utaranya laut Dwa-pa-tan sama dengan Bali.
Sesudah itu tidak diperoleh lagi berita apapun mengenai Bali, dari
minaDemikian pula berita asing lainny, boleh dikatakan tidak ada sama sekali
mungkin karena letak geografis Bali yang jauh dari jalan perdagangan pada
masa, itu.
Berita tertua dari Bali sendiri, berupa prasasti yang tidak berangka tahun.
Bahasanya Sangskerta, jumlahnya beberapa buah, keadaannya banyak yang
rusak. Akibatnya tulisannya tak dapat dibaca. Di samping itu, ditemukan juga
beberapa buah cap kecil dari tanah lihat, besarnya kira-kira 2,5 cm, yang
disimpan dalam stupa kecil. Cap ini ditulisi dengan mantra-mantra agama
Budha, dalam bahasa Sangskerta.
Selanjutuya pembicaraan akan difokuskan pada perkembangan sejarah politik
Bali kuno, dengan menggunakan bahan utama prasasti. Untuk memudahkan
akan diketengahkan beberapa prasasti yang terpenting yang disusun secara
kronologis.
882 M. Prasasti ini mlerupakan prasasti yang tertua yang menggunakan
bahasa Bali kuno. Selain itu juga masih ada prasasti lain yang ditulis dalam
bahasa Sangskerta. Prasasti tahun 882 11 itu tid ak memuat nama raja,
sehingga tak dapat ditentukan aslinya.
882-914 M. Dalam periode ini terdapat prasasti yang ditulis dalam bahasa
Bali Kuno. Dari pa6anya dapat diketahui adanya pusat pemerintahan (istana ra
ja) yang bernama SINGArvANDAwA. Sayang dalam prasasti tersebut tidak
disebut namaa rajanya.
917 M. Di desa Sanur dekat Denpasar pernah ditemukan sebuah prasasti
yang berbentuk sebuah tugu. Prasasti ini tidak berangka tahun, tetapi
menggunakan angka tahun dalam bentuk Candrasang kala. Bunyinya: khecara-
Wahni-Murti yang mempunyai nilai angka 339 saka atau 917 M. Isinya antara
lain tenting adanya suatu expedisi dari raja KESARIWARNA DEWA
mempunyai istana di Singhadwala, Prasasti Sanurr ini juga menunjukkan bukti
tenting suatu dinasti di pulau Bali yakni, bernama: WARNA DEWA. Suatu
keanehan dari prasasti ini ialah sifatnya bilingual atau menggunakan dun
bahasa.
Bagian pertama : buhasa Bali kuno, dengan hurup Nagari
Bagian ke dua : bahasa sangskerta dengan hurup Bali kuno
Apa tujuan menggunakan kombinasi yang aneh ini ? belum dapat diketahui
dengan pasti.
915-942 M. Dalam periode ini ditemukan 9 buah prasasti dari raja yang
disebut dengan gelarnya : Sri Ugrasena. Melihat dari namanya nampaknya
raja Ugrasena tidak termasuk anggota dinasti Warnadewa. Nungkin
merupakan salah seorang raja yang berdiri sendiri.
955 M. Didapatkan nama seorang raja TABANENDRAWARNA
962 M. Di Bali memerintah raja Sri Candrabhayasimharmadewa. Prasasti yang
berangka tahun 962 M itu meriwayatkan tentang pembangunan sebuah.
Tempat pemandian di desa hanukaya (Nanukaraya). Sekarang pemandian ini
disebut TIRTHA EMPUL.
975 M. Yang memerintah waktu itu ialah raja Sri Janasadhuwarmmadewa.
984 M. Bertahta seorang ratu dengan gelar Sri Maharaja Sri
Wijayamahadewi. Dinasti Warmadowa terkenal di Bali, karena merupakan
dinasti yang pertama dikenal. Sesungguhnya raja-raja yang disebut di atas
hanya dikenal karena namanya saja. Segi-segi lain dari I-ehidupan mereka
tidak dapat diketahui. Sampai pada tahun 984 r., prasastiprasasti di .ali
umumnya ditulis dalam bahasa Bali kuno, Keadaan ini kemudian berubah pada
tahun-tahun berikutnya.
989-1010 M. Di Bali memerintah Sri Dharrnodayanawarmodewa (Udayana)
beserta permaisurinya SriGunapriyadharrnapatni. rerrnaisuri ini berasal dari
Jawa puteri dari Makutawangsawardhana, keturunan raja Sindok dari Jawa
Timur. Pemerintahan kedua suami istri ini termasuk yang paling terkenal di
Bali, karena merupakan suatu periode’yang penting baik secara politis maupun
kebudayaan. Balam prasasti yang dikeluarkan selama 989-1010 Pi. nama
permaisuri Sri Gunapriyadharmmapatni selalu disebut lebih dahulu. begitu
pules sejak tahun 989 Pi. bahasa Jawa Kuno sudah dipakai dalam prasasti-
prasasti di Bali. Kedua hal tadi memberi petunjuk bahwa pulau Bali waktu itu
telah berada mendapat pengaruh) di bawwh kekuasaan politik Jawa. Mungkin
akibat pengaruh politik raja Dharmawangsa. Kedua suami is tri.itu terkenal
pula karena kemudian mempunyai’;putera Airlangga yang kelak akan menjadi
salah seorang bestir di pulau Jawa. rermaisuri Gunapriyadhar.mapatni
mungkin sekali meninggal pada tahun 1010 M Di makamkan dalam arca
perwujudan sebagai Durgamahis-asuramardini. hrtinya Durga yang sedang
membunuh m usuhnya dalam bentuk seekor kerbau. Viengapa justru
digambarkan sebagai dewi Durga yang menakutkan itu?. Hal ini tidak jelas,
tetapi barangkali ada hubungannya.-dengan anggapan di Bali bahwa puteri
Gunapriyadharmapatni itu lama dengan Calon A.rang. Yaitu seorang janda yang
terkenal menakutkan dalam dongeng rakyat : Bali. Sejak,tahun 1011 Udayana
memerintah sendiri sedang wafatnya tidak diketahui dengan jelas kepan.
Makamnya disebutkan di Banu Wka, yang sampai sekarang belum dapat
diketahui dimana letaknya.
Sumber: kompas.com
sejarah bali kuno memang menarik untuk dipelajari.
BalasHapus